Rabu, 10 September 2014

Menemukan Ide untuk Tulisan

Ide atau gagasan merupakan bahan utama tulisan. Bagaimana kita bisa menulis kalau belum ada ide di kepala kita. Ibarat orang mau bangun rumah tapi belum punya bahan-bahan utamanya, tentu ia tidak akan bisa melakukannya. Paling jauh mengkhayalkannya saja.

Pertanyaannya, bagaimana kita mendapatkan ide atau gagasan tersebut? Kalau bahan-bahan untuk membangun rumah dengan mudah didapatkan. Tinggal datang ke toko material, semua bahan telah tersedia mulai dari A sampai Z.

Nah, untuk mendapatkan ide atau gagasan kita tidak dapat membelinya di toko manapun, bukan? Lalu bagaimana mendapatkannya dan tempat atau sumbernya di mana saja? Ada tiga cara mudah untuk menemukan ide: membaca/menonton/mendengar; mengamati (observasi) dan diskusi (tukar pendapat).

Bagaimana kita mendapatkan dari cara-cara tersebut secara mangkus (efektif) dan sangkil (efisien)? Berikut ini penjelasannya. Pertama,membaca/menonton/mendengar Ada satu pepatah dalam bahasa Arab yang sangat menarik dalam konteks ini. "Al-ilmu ka ash-shaidi, qayyid shuyudaka bi al-hibali watdiqatan, wa min al-hamaqati an tashida ghazalatan wa tatrukaha baina al-khalaiqi thaliqatan." (Ilmu itu seperti buruan, ikatlah buruanmu dengan tali kuat-kuat, adalah sebuah kebodohan jika engkau menangkap seekor kijang, lalu membiarkannya bebas (tidak diikat) di antara makhluk- makhluk lain).

Demikian pula kalau kamu membaca sesuatu. Ikatlah hasil bacaanmu kuat-kuat. Dengan cara apa mengikatnya? Dengan tulisan. Ya, dengan tulisan. Artinya, setiap kali kamu selesai membaca, cobalah menuliskan hasil bacaan kamu itu biar benar-benar menancap kuat dalam ingatanmu. Sebaliknya, jika kamu hanya membaca saja tanpa mengikat hasil bacaan itu dengan menuliskannya, mudah sekali hilang dari ingatanmu.

Memang saat membaca pemahaman kita akan timbul, tapi segera hilang atau berkurang begitu kita pindah ke bahan bacaan lain, dan demikian seterusnya. Hal ini akan terhindar kalau kita mengikatnya dengan tulisan. Nah, bagi penulis, membaca merupakan keharusan mutlak (conditio sine qua non), karena dengan membaca akan banyak ide atau gagasan yang ditemukan. Apapun yang kita baca: buku, majalah, surat kabar, media online dan sebagai adalah sumber yang dapat mengalirkan arus ide. Dengan demikian, seorang penulis pastilah seorang pembaca, tetapi pembaca tidak mesti seorang penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar