Rabu, 10 September 2014

Memulai Menulis

"Aduh, kok salah melulu sih!" teriak Budi sambil meremas-remas kertas dengan gemasnya dan kemudian melemparkannya ke tong sampah.

Di tempat pembuangan itu sudah bergunung-gunung robekan kertas yang telah dibuang Budi. Entah untuk yang ke berapa kalinya remasan-remasan kertas itu dilemparkannya ke tong sampah yang kadang disertai teriakan kesal.

Demikianlah pengalam Budi saat pertama kali belajar membuat tulisan. Ketika itu belum ada komputer baik PC apalagi laptop, yang ada hanya mesin tik. Budi pun akrab sekali dengan mesin tik karena hampir setiap malam ia bergaul dengannya. "Tak tok tak tok," suara mesin tik memecah keheningan malam.

Dengan hanya bermodalkan dua jari telunjuknya --meski sudah pernah kursus mengetik dua belas jari tetap saja hanya dua jari itu yang piawai ia gunakan-- Budi mencoba menari-menari merangkai tulisan. Seringkali Budi tertegun cukup lama di depan mesin tik. Ia tidak tahu harus mengetik huruf apa, menulis kata apa atau menyusun kalimat apa untuk pertama kali. Jika pun kemudian berhasil melakukannya, pas membacanya lagi ia merasa tidak puas. Maka, segera ia mengeluarkan kertas dari mesin tik, merobeknya dan melemparkannya ke tong sampah. Ada juga kertas yang bernasib lebih baik karena tidak sampai dibuang tetapi cukup diolesi tipex bagian yang salahnya.

Tapi itu pengalaman Budi puluhan tahun silam saat baru pertama kali belajar tulisan dan menggunakan mesin tik. Kini ia sudah menjadi penulis handal, karyanya di bidang tulisan ilmiah sama baiknya dengan fiksi. Sejak kecil ia memang bercita-cita menjadi seorang penulis. Jika dulu Budi perlu waktu lama untuk membuat hanya satu paragraf, sekarang untuk menyelesaikan satu tulisan lengkap pun hanya butuh waktu singkat. Ia juga tak perlu repot-repot merobek-robek kertas, karena laptop atau tab selalu setia menemaninya.

Budi sudah menemukan dunianya di mana ia bisa berasyik ma'syuk. Pengalaman kerja keras Budi dan jatuh bangunnya untuk menekuni dunia tulis menulis tentu akan dialami oleh setiap penulis pemula. Ya, setiap permulaan memang kerap menghadirkan beragam kesulitan (all beginnings are difficult). Tetapi kita tidak boleh menyerah karenanya, karena mau tidak mau kita harus "mulai." Beribu teori, sejuta saran dan selaksa petuah tiadalah gunanya kalau kita tidak pernah mulai menulis. Jadi, tunggu apalagi?

1 komentar:

  1. Assalammualaikum..
    Saya Renni Damayanti di Ciputat :) tulisan bapak sangat memberi semangat dan manfaat kepada saya. Saya ingin bertanya, tanda " -- " berfungsi untuk apa ya pak dalam sebuah tulisan?
    terimakasih :)

    BalasHapus